Saat pandemi Covid-19 sudah melandai, sepanjang tahun 2022 ini masyarakat lebih menyukai liburan dengan gaya staycation. Biasanya staycation dilakukan bersama naggota keluarga dan lokasinya tidak terlalu jauh di dalam negeri.
Shirley Lesmana, Chief Marketing Officer Traveloka menjelaskan, tren staycation banyak dilakukan oleh keluarga muda di kota dengan banyak aktivitas. Ada pergeseran paradigma tentang liburan yang postif. Mereka butuh healing dan kesadaran produktivitas bukan lagi ini long hour. Kemudian. mengambil liburan dan tetap produktif bekerja secara online.
Kendati staycation masih diminati masyarakat, namun Shirley memprediksi, tahun 2023 terjadi pergeseran tren pariwisata. “Tahun depan, tren wisata yang akan diminati adalah Workation, Sport Tourism, dan Bleisure. Semua tren ini dengan tujuan perjalanan dosmetik,” tutur Shirley saat melakukan sosialiasi tagline terbaru Traveloka ‘Life, Your Way’ di Jakarta, pekan ini.
Workation adalah model perjalanan yang menggabungkan bekerja dengan unsur liburan. Dengan pola kerja hybrid, maka banyak pekerja yang bisa tetap produk di mana saja sembari liburan. Pertimbangan yang dipilih wisatawan adalah faktor: kondisi hotel dengan jaringan internet atau Wi-Fi yang stabil, tempat bekerja memadai, dan view bagus Instagramable buat Zoom meeting.
Konsep sport tourism juga diminati, yaitu wisata yang dikombinasikan dengan olahraga. Sport tourism ini termasuk kegiatan traveling dengan tujuan terlibat dalam suatu acara olahraga. Belakangan banyak acara lomba lari marathon, sepeda atau balap motor semisal MotoGP Mandalika.
Bleisure adalah konsep wisata yang memadukan business (bisnis) dan leisure (liburan). Konsep ini hampir mirip dengan workation, tapi bleisure lebih seperti perjalanan dinas yang memungkinkan pelakunya menjelajahi dan mencicipi kuliner khas di lokasi sekitar.
Rupanya tren wisata tahun 2023 ini sejalan dengan hasil riset Traveloka. “Data internal Traveloka juga menyebut pada Kuartal III/2022, terdapat peningkatan pemesanan hingga 5x lipat untuk perjalanan destinasi internasional, dan lebih dari 30% peningkatan pemesanan pada perjalanan destinasi domestik. Secara keseluruhan, pemesanan tiket pesawat juga meningkat hingga 4x dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya,” jelas Shirley.
Menurutnya, kebutuhan perjalanan konsumen terus mengalami perubahan, dan Traveloka melihat adanya tren di mana para konsumen kini menginginkan adanya pengalaman perjalanan yang lebih personal.
Dilihat dari sisi destinasi wisata, pelancong sekarang juga lebih menyukai eksploratif di tempat-tempat baru. Jika dulu Bali dan Yogyakarta mendominasi, kini masyarakat juga melirik traveling ke Labuan Bajo, Danau Toba, Mandalika, dan daerah-daerah lain. “Contohnya yang dekat itu di daerah Puncak dan Sentul banyak hidden gem, seperti kafe , curug atau air terjun yang menarik,” ungkapnya.
Kalau untuk wisata dalam negeri yang mengeksplorasi city tour, kata Shirley, kota seperti Bandung, Yogyakarta, Surabaya dan Medan jadi favorit para pelancong.
Untuk perjalanan luar negeri, wisata ke ‘Negeri Jiran’ masih favorit, seperti Malaysia, Thailand dan Singapura, Hal ini diperkuat oleh Laporan e-Conomy SEA 2022 menyebutkan, sektor perjalanan menunjukkan tren pemulihan yang bertahap dan akan mencapai pemulihan penuh pada 2023 dan 2024. Laporan yang sama menyebutkan perjalanan domestik menunjukkan tren pemulihan yang lebih cepat, di mana tercatat pemesanan hotel di Asia Tenggara mencapai hampir 80 persen level sebelum pandemi. Sementara, penumpang perjalanan udara domestik di Indonesia dan Malaysia masing-masing mencapai 70 persen dan 60 persen dibandingkan tahun 2019. Traveloka juga mencatat peningkatan perjalanan pada periode akhir tahun.
Swa.co.id
You must be logged in to post a comment.
Swalicious,ini dia nih 3 hal yang harus dimiliki agar kalian dilirik di dunia kerja dan jadi incaran perusahaan-perusahaan #swa #nbo #skills #tips #infobisnis #carikerja
Get the most out of SWA by signing in to your account
Or select your favorite social network to get started
source