Wisatawan di Yogyakarta Harus Tahu Potensi Bahaya di Tiap Tempat Wisata
YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengimbau pemandu wisata agar menjelaskan potensi bahaya tiap tempat wisata kepada pengunjung.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana menjelaskan, tidap daerah memiliki potensi bahaya yang berbeda.
“Contohnya untuk Pantai Parangtritis, saat masih di bus dijelaskan bahwa Prangtritis memiliki ombak besar, ada palung, dan sebagainya,” kata dia, Jumat (16/12/2022).
Baca juga: Harga Tiket dan Jam Buka Terbaru Pantai Parangtritis, Yogyakarta
Tak hanya di Parangtritis wisatawan yang berkunjung ke area Gunung Merapi juga perlu dijelaskan bahwa saat ini Merapi masih berada di level 3 atau siaga.
“Wisatawan tahu dan paham potensi ancamannya. Dengan paham ketika dijelaskan di perjalanan itu, mereka lebih mudah mencerna dan mamahami,” ucap dia.
Menurut Biwara, mengingtakan potensi bahaya kepada wisatawan saat perjalanan lebih efektif dibanding setelah berada di lokasi. Itu karena wisatawan ingin menikmati keindahan suatu lokasi seluas-luasnya.
“Kita tahu banyak destinasi tempatnya perlu kehati-hatian dan menarik misalnya di perbukitan, di puncak, jalanannya juga naik, itu perlu kehati-hatian,” kata dia.
Baca juga: Rute Alternatif ke Gunungkidul, Bisa Lewat Pantai Parangtritis
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan, diprediksi DIY akan dikunjungi 4 juta wisatawan saat libur akhir tahun.
Jika dijumlah dengan penduduk DIY sebanyak 3,7 juta orang, maka saat libur akhir tahun 2022, DIY akan dipadati sebanyak sekitar 7 juta orang.
Ia menambahkan, puncak kedatangan wisatawan terjadi pada 23 Desember 2022, sehingga Dishub DIY akan melakukan antisipasi kemacetan di lokasi wisata.
“Tanggal 24 Desember sudah stay (wisatawan), mobilitasnya tinggi. Mobilitas di DIY kemungkinan terpengaruh, kemacetan” katanya.
Baca juga: Permudah Akses Tempat Wisata, Bantul Ajukan Tambah Rute Trans Jogja
Menurut Made dari pengalaman sebelumnya, kemacetan sering terjadi di ruas menuju tempat wisata.
Sehingga menurut dia, perlu pembatasan di tempat wisata agar antrean kendaraan tidak sampai ke jalanan. Hal ini menurut dia akan dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan Dinas Pariwisata DIY.
Baca juga: DIY Targetkan Jumlah Wisatawan Tahun 2022 Mencapai 6 Juta Orang Saat Nataru
“Anjuran kami perlu ada pembatasan kapasitas, jangan sampai luber ke jalan,” katanya.
Saat libur nataru tahun ini Dishub DIY juga menyiapkan 4 posko masing-masing di Prambanan dan Tempel yang masuk wilayah Kabupaten Sleman, serta Temon, Kabupaten Kulon Progo, dan di Patuk Kabupaten Gunungkidul.
Dishub juga mengaktifkan sebanyak 66 Area Traffic Control System (ATCS) untuk mempermudah pemantauan volume jalan maupun rekayasa lalu lintas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Dapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Kompas.com menggunakan cookie browser untuk meningkatkan performa, kenyamanan dan menganalisa website.
source