Taman Kota Prabumulih Beralih Jadi Tempat Wisata 'Sampah' – detikSumbagsel

Taman Kota Prabumulih yang seharusnya menjadi tempat rekreasi berubah menjadi lokasi tempat pembuangan sampah (TPS). Banyak sampah di lokasi itu membuat warga mengeluh karena bau yang tidak sedap. Masyarakat sekitar pun khawatir akan timbul penyakit dari timbunan sampah yang tidak segera ditangani tersebut.
Terkait dengan itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Prabumulih, Maiduty Fitriansyah mengatakan bahwa pengangkutan sampah di Taman Kota Prabumulih terkendala karena salah satu armada mengalami kerusakan. Hal itu yang membuat sampah di tempat tersebut menumpuk.
“Iya, ada kendala mobil truk patah as. Sampai saat ini masih di bengkel. Biasanya sampah di lokasi itu diangkut pagi, namun sementara ini sore dengan armada dari rute lainnya,” ujar Maiduty saat dikonfirmasi detikSumbagsel, Rabu (29/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain harus menunggu antrean, volume sampah terus bertambah sehingga menyebabkan TPS kelebihan kapasitas. TPS lain di sekitar wilayah itu ditutup warga karena dianggap mengganggu.
“Makanya sampah sampai meluber ke jalan, selain karena volumenya bertambah juga akibat dari pemulung mengobrak-abrik sampah,” jelasnya.
Maiduty menyatakan, upaya maksimal terus dilakukan demi menjaga keindahan taman kota. Saat ini, armada khusus untuk angkutan sampah yang dimiliki Pemkot Prabumulih sebanyak 15 unit dump truck, 3 unit truk amrol, 2 unit pikap, dan 3 unit motor sampah.
“Total ada 23 unit armada untuk mengangkut sampah. Saat ini, kisaran sampah yang tertimbang di tempat pembuangan akhir (TPA) per hari sekira 100-150 ton per hari,” ungkapnya.
Dia menyebut, jumlah armada itu masih akan dioptimalisasi rute-rutenya agar lebih efektif dan efisien melalui koordinasi dengan kelurahan. Sementara armada-armada pengangkut sampah milik swasta yang juga ikut membantu penanganan sampah, belum terkoordinir.
“Optimalisasi rute dan konsolidasi dengan kelurahan akan kita lakukan untuk mengatasi sampah. Termasuk mencari pola-pola penanganan sampah dari sumbernya dengan menggandeng LSM lingkungan dan Penyelenggaraan Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R),” ungkapnya.

source