Status Pro Sport Sebut Sepak Bola dan Pasar Ekonomi Indonesia Menggiurkan untuk Dimaksimalkan – Jawa Pos – JawaPos

JawaPos.com–Survey Nielsen pernah membuktikan Indonesia sebagai negara paling gila sepak bola di urutan tiga besar dunia. Pasar Indonesia punya potensi besar.
Hal ini yang menginspirasi Status Pro Sport, perusahaan agensi sepak bola dari Belanda, melirik pasar Indonesia. Didirikan pada 2011, Status Pro Sport diisi pakar-pakar di bidang digital marketing, sales, hingga produksi konten.
Seiring waktu, perusahaan itu kemudian membuka cabangnya di Indonesia pada era Covid-19. Salah satu pekerjaan yang paling terlihat adalah personal branding para pemain sepak bola yang merumput di negeri ini.
Baca Juga: PT LIB Luncurkan LIB Super App dan Fans Corner
Pesepak bola Marc Klok merupakan salah satu pemain yang ikut serta membesarkan perusahaan. Kini sudah banyak pemain yang ditangani dan dibantu untuk bisa menjual diri demi memaksimalkan potensi ekonomi yang ada dari kegilaan masyarakat Indonesia akan sepak bola.
Pada era sepak bola modern, pemain sepak bola kini bukan cuma pesohor lapangan hijau saja. Mereka juga kini bak artis yang kerap muncul di layar kaca sebagai brand ambassador brand-brand besar.
”Saya sudah bekerja di sektor ini sejak 2011, kemudian 2014 adalah pertama kali saya melakukan project di Indonesia. Sampai saat ini masih sulit mencari formula yang tepat (untuk pengembangan sepak bola Indonesia),” kata Founder Status Pro Sport Estafano van Aanholt di Senayan City, Jakarta.
Baca Juga: Asnawi Mangkualam Resmi Bergabung dengan Port FC Thailand, Langkah Penting Kapten Timnas Indonesia
”Kami juga ingin membawa pemain atau tim muda ke Eropa. Kami juga ingin adanya pertukaran pakar-pakar antar kedua belah pihak,” tambah dia.
”Ada juga program komunitas lewat Oranje Indonesia yang pernah digelar sebelumnya (nobar Timnas Belanda di Piala Dunia 2022),” ujar dia.
Membawa bakat-bakat terbaik Indonesia ke Eropa menjadi misi yang ingin diwujudkan. Untuk satu ini masih menjadi tantangan karena pemain sepak bola Indonesia belum dijadikan referensi klub-klub Benua Biru.
Baca Juga: Informasi Tiket Persebaya Surabaya vs PSIS Semarang Sudah Rilis, Langsung Dapatkan dan Rayakan Bersama
Regulasi yang ketat juga kadang menyulitkan pemain Indonesia untuk unjuk gigi di Eropa. Contoh paling gampang adalah Bagus Kahfi yang akhirnya cuma numpang nama di FC Utrecht.
Sebab pemain asing, dari manapun mereka berasal, diharapkan bisa memberikan value lebih dibanding pemain lokal. Di Belanda misalnya, ada aturan menggaji besar pemain asing, untuk menjaga mutu kalau pilar impor yang datang memang benar-benar berkualitas.
Editor: Latu Ratri Mubyarsah
PT Jawa Pos Grup Multimedia
Lantai 10 Gedung Graha Pena Jawa Pos.
Jalan Kebayoran Lama 12, Jakarta Selatan 12210

Telepon: 021-53699659 Fax: 021-5349207
[email protected]
©2024 ProMedia Teknologi

source