Ras Muhamad, Gasa Riddim & The Eazy Skankin “Kingston JA, Kingston Reggae”

Bulan Februari telah ditetapkan sebagai bulan reggae oleh pemerintah Jamaika sejak tahun 2008. Ini adalah momentum untuk memberikan penghormatan dan merayakan legacy budaya terbaik bagi umat manusia. Ada begitu banyak rangkaian selebrasi tidak hanya di Jamaika saja tetapi juga di seluruh dunia.

Dalam saat yang special ini pula Ras Muhamad merilis single terbarunya berjudul ‘Kingston JA, Kingston Reggae,’ tepat pada tanggal kelahiran Bob Marley, 6 Februari. Hal ini sebagai bentuk tribute kepada sang Raja Reggae dan juga kepada pulau Jamaika, khususnya kota Kingston sebagai tempat reggae dilahirkan.

Ras Muhamad menuturkan kepada Kultur bahwa lagu tersebut sekaligus merupakan peringatan monumental menapak tilas perjalanannya 10 tahun yang lalu ke Kingston, Jamaika pada bulan Maret 2015. Saat itu ia mendapat undangan khusus dari Dinas Pariwisata Jamaika (Jamaica Tourism Board) untuk perform di sana yang turut membuka jalan bagi recognisi eksistensi internasionalnya sebagai representasi musisi reggae asal Indonesia.

Seperti tipikal karakternya, Ras Muhamad dengan langgam khas ‘singjaying’ (singing & deejaying), memadukan style bernyanyi dan ‘toasting’ menggunakan Bahasa Indonesia. Melalui liriknya ia merangkum secara singkat dan padat sejarah dan praktik budaya reggae dari era roots hingga dancehall dengan memperkenalkan juga beberapa tokoh pentingnya.

Seirama dengan pesan lirik, music di lagu ini menyajikan beragam taste mulai dari rocksteady (pra-reggae), early reggae, dancehall hingga roots reggae. Ras Muhamad bisa dikatakan adalah seorang revivalist di mana ia tetap menjaga nuansa sakral roots tempo dulu dalam selera kontemporer. Meski dekat dengan dancehall dan kultur Sound System ia tetap melakukan pendekatan yang holistic dan kolektif dalam proses kreatifnya saat live maupun di studio dengan suara organic dari band pengiringnya ‘Eazy Skankin” yang semua personilnya berasal dari NTT. Selain rhythm skanking dari gitar dan keys, ada juga nuansa melodica ala Augustus Pablo yang dimainkan sendiri oleh Ras Muhamad.

Tetap konsisten dengan kemandiriannya dalam berkarya, single track ini diproduksi oleh Ras Muhamad bersama Gasa Riddim dari Larantuka, Flores dan didistribusi melalui ‘Black Coral Music,’ label independent miliknya.

Signifikansi yang menjadi highlight dari lagu ini adalah kerendahan hati Ras Muhamad untuk mengakui bahwa identitas dan sumber kreativitasnya sangat terinspirasi dari dan berhutang budi pada akar budaya tanah Jamaika. Sebuah attitude atau sikap positif ditengah maraknya pencaplokan dan apropriasi terhadap budaya Reggae dan Rasta tanpa pengakuan (acknowledgement) yang layak. Meski telah populer selama 20 tahun berkarya lewat genre ini di tanah air, ia dengan gentlemen melantunkan bahwa “Irama ini milik para Yardie yang tak bisa digenggam.” Musik dan gaya bisa dikopi paste namun otentisitas rasa tak ada yang menandingi orang Jamaika sebagai pemiliknya.

“Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa reggae ini berasal dari ‘Yardie,’ penduduk asli Jamaika, dan tak bisa digenggam. Irama ini adalah warisan mereka yang harus kita jaga dan hargai.”

‘Kingston JA, Kingston Reggae’ adalah simbol penghormatan dan pengakuan terhadap akar budaya yang telah membentuk identitas music Ras Muhamad selama ini.

Dengan lagu ini ia berharap bisa semakin mengangkat music reggae di Indonesia dan dunia, serta terus melanjutkan perjuangan untuk menjaga dan merayakan warisan budaya music yang tak lekang oleh waktu.

[Yedijah]

source