SUARA REGIONAL
Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda
Atasan boleh saja bertuliskan “Tahanan” warna oranye khas yang diingat publik, namun seterusnya, hitung sendiri nilai nominal outfit lainnya.
Tampil di depan publik dalam rangka dihadirkan Polda Metro Jaya untuk rekonstruksi kasus penganiayaan brutal atas anak korban D, Mario Dandy Satriyo (20) dan Shane Lukas Rotua Pangodian Lumbantoruan (19) tetap tersimak modis.
Busana atas memang kemeja warna oranye khas bertuliskan “tahanan”, namun bagian pinggang ke bawah menunjukkan bahwa dua tersangka yang terlibat dalam penganiayaan brutal di Tempat Kejadian Perkara (TKP) di sebuah kompleks perumahan elite kawasan Ulujami, Jakarta Selatan itu tetap peduli penampilan.
Mario Dandy Satriyo yang awalnya memberikan tatapan mata nyalang sebelum diajak berlari penyidik Polda Metro Jaya menuju kendaraan yang akan membawa mereka ke TKP cukup bikin tanda tanya. Cara berlarinya “keren”. Rupanya ia mengenakan sepatu sport warna hitam senilai sekira Rp 1.500.000, buatan Nike seri Fly.by Mid 2.
Tentu saja berbeda dengan barbuk alias barang bukti yang saat itu ditunjukkan Polres Metro Jakarta Selatan dalam konferensi pers perdana.
Sementara celana yang dikenakan warna hitam, model pendek laiknya anak-anak muda mengenakan saat bersantai. Belum diketahui apakah outfit bawahan ini boleh terserah atau ditentukan pihak Kepolisian, mengingat para penyidik dan seluruh petugas mengenakan seragam dan formal, meski menggunakan material kaus tebal untuk atasan.
Sementara Shane Lukas Rotua Pangodian Lumbantoruan, di luar dugaan secara fisik dan saat dipotret dalam berbagai kesempatan sebelumnya tampak lusuh, di saat rekonstruksi penampilannya menjanjikan. Resik dan terawat.
Senada Mario Dandy Satriyo, ia mengenakan celana hitam, juga model pendek. Bahkan materialnya lebih tebal dibandingkan yang dikenalkan mitra dalam kejahatan itu.
Sementara alas kaki Shane Lukas juga menjadi sorotan, karena menggunakan sandal. Bukan persoalan sandal murah atau mahal–karena belum bisa dizoom atau diperbesar merek apa–namun menyimak kelayakan outift para penyidik dari Kepolisian yang mengenakan sepatu, mengapa penampilan Shane Lukas bisa sesantai itu? Apalagi saat masuk dalam video viral diperlihatkan sepasang kaki bersepatu warna putih.
Dikutip dari kanal News Suara.com, dari hasil rekonstruksi didapat temuan baru, yaitu tersangka Shane Lukas sudah mengadang Mario Dandy Satriyo agar berhenti melakukan penganiayaan atas anak korban D.
Adapun peran pengganti anak korban D saat dalam kondisi planking digantikan manekin dan Mario Dandy Satriyo menyasar bagian otak kecil korban.
“Sudah, sudah! Setop!” demikian ditirukan pembaca adegan rekonstruksi dari pihak Kepolisian.
Dan sebagai balasan muncul kalimat memorable Mario Dandy Satriyo yang bikin emosi, “Gua nggak takut anak orang mati.”
Dapatkan informasi terkini dan terbaru yang dikirimkan langsung ke Inbox anda
source