Lewis Hamilton, pembalap Formula 1 yang mengaku pernah di bully di sekolah |
Cancuters.com – Lewis Hamilton, pembalap Formula 1 (F1) asal tim Mercedes baru-baru ini mengaku bahwa dirinya pernah di bully di sekolah. Tidak hanya itu, Lewis Hamilton juga menjadi korban rasisme.
Menurut Hamilton, pengalamannya kala sekolah dulu menjadi suatu hal paling traumatis dalam hidupnya. Bagaimana tidak, dirinya selalu mengalami bully selama bertahun-tahun menimba ilmu di sekolah. Hingga akhirnya ia terkucilkan dalam lingkungan pertemanannya.
Lewis Hamilton yang merupakan keturunan imigran Kepuluan Karibia yang tinggal di Inggris. Lantaran kulitnya yang berwarna hitam dan berbeda dengan teman-temannya yang berkulit putih. Lewis Hamilton mengaku sering di bully lantaran hal itu.
“Di sekolah itu, saya adalah salah satu dari tiga anak berkulit hitam. Saya lebih besar, lebih kuat. Namun teman-teman membully saya, memukul saya terus-menerus, dan kerap kali melempari saya dengan berbagai benda seperti pisang. Bahkan memanggil saya ‘negro’ dengan begitu santainya”, ujar pembalap F1 yang berhasil menjadi juara dunia tujuh kali itu.
Kejadian pembullyan itu, menjadi trauma tersendiri bagi Hamilton. Hingga membuat emosinya tidak stabil. Di sisi lain, dirinya tidak ingin memberitahukan kejadian itu pada orangtuanya.
“Ada banyak hal yang saya pendam. Saya tidak bisa memberi tahu orang tua saya bahwa saya diintimidasi, dipukuli di sekolah setiap hari, dan tidak bisa membela diri,” ungkap Lewis Hamilton dalam acara podcast On Purpose.
Menurut Lewis, dirinya ingin dianggap kuat. Sehingga dia selalu menahan keinginannya untuk menangisi setiap pembullyan yang dia terima.
“Saya tidak ingin ayah saya berpikir saya tidak kuat. Jadi, saya akan menahannnya ketika saya ingin menangis,” terang pembalap Formula 1 (F1) yang memperkuat tim Mercedes itu.
Setiap emosi yang dipendam, dia salurkan ke hal yang positif. Salah satunya adalah balapan. Hingga dirinya berkarir di dunia balap F1.
“Barulah setelah saya mulai balapan, saya dapat menyalurkan emosi yang saya miliki ini ke dalam balapan,” sambung Hamilton.
Karir yang ditorehkan Hamilton cukup mentereng. Dimana, dirinya mampu menjadi pembalap F1 yang memegang rekor F1 103 kemenangan Grand Prix dan 103 pole position.
Adanya pengalaman pilu di masa lalunya, menjadikan Lewis Hamilton aktif dalam kampanye melawan rasisme. Ia pun mengajak para korban bullying untuk lebih aktif berbicara mengenai hal yang menimpa mereka.
source