Sabtu, 17 September 2022 adalah hari yang sangat indah buat Marcellius Kurnadi Lukiman (Marcel) dan Fransisca Julyviani (Siska). Pada hari itu bertempat di Gereja St. Alfonsus Rodriguez, Pademangan, Marcel dan Siska “merayakan cinta” mereka dengan perayaan Ekaristi Perkawinan. Perayaan Ekaristi Perkawinan dipimpin oleh Pastor Gregorius Sasar Harapan, SVD dan didampingi oleh Pastor Antonius Dwi Cahyono, SVD dan Pastor Anselmus Selvus Wege, SVD. Dengan perayaan Ekaristi Perkawinan, Marsel dan Siska pertama dan utama ingin menempatkan “Yang Kudus” (Allah) sebagai fondasi membangun rumah tangga mereka. “Yang Kudus” ingin mereka jadikan jurumudi untuk bahtera perjalanan hidup perkawinan mereka.
Allah yang dilukiskan sebagai Allah yang Penuh Cinta tergambar kuat dalam kotbah yang dibawakan oleh Pastor Gregorius Sasar Harapan, SVD. Lebih jauh dalam kotbahnya, Pastor Gregorius menekankan beberapa point penting yang mesti diaplikasikan dalam membangun kehidupan rumah tangga: sikap saling terbuka antara suami-istri, sikap saling memaafkan, sikap kerendahan hati, dan selalu membangun sikap membawa setiap persoalan rumah tangga kepada Tuhan lewat doa keluarga.
Filsuf Plato (427-327) mereflesikan persahabatan pertama-tama sebagai sebuah keindahan. Orang bersahabat karena orang mencari keindahan yang ada di dalam diri orang lain. Keindahan yang ditemukan dalam diri orang lain hendaknya menggerakan manusia untuk menatap “keindahan yang lain”. Pengalaman manusia akan keindahan di atas bumi, menurut Plato, memggerakan manusia untuk melihat “keindahan yang lain” yang berada di luar realitas yakni sebuah “keindahan abadi”.
Di dalam Kitab Suci, Allah juga dilukiskan sebagai Sang Pemberi Cinta terhadap umat-Nya. Allah mengambil peranaan pada familia (keluarga) manusia di dalam pembebasan Israel dari penjajahan di Mesir. Allah tidak hanya menempatkan manusia di dalam relasi dengan diri-Nya melainkan juga relasi dengan sesama sebagai suatu keluarga. Pada Kitab para nabi juga kita melihat gambaran Allah sebagai pengantin:
“Aku akan menjadi suamimu selama-lamanya: Aku menjadi suamimu di dalam kebenaran dan keadilan di dalam cinta dan belas kasih” (Hos 2:21).
Perkawinan menurut pengertian kristiani adalah komitmen dan janji oleh seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk suatu kebersamaan seluruh hidup. Komitmen untuk membangun rumah tangga bersama adalah aplikasi dari pernyataan Yesus sendiiri, “Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat. 19:6). Untuk itu “C I N T A” Marcel – Siska patut dirayakan.
(Paskalis Bataona)