Purbalingga merupakan daerah di antara Banyumas dan Banjarnegara, Jawa Tengah yang ternyata menyimpan beragam tempat wisata sejarah. Pengunjung yang akan berwisata, sebaiknya mengetahui terlebih dahulu mengenai lokasi, jam buka, dan harga tiket masuk tempat tersebut.
Purbalingga juga merupakan tempat kelahiran salah satu jenderal kebanggaan bangsa, Jenderal Soedirman. Beliau lahir di Purbalingga, 24 Januari 1916. Rumah tempat kelahiran sang jenderal pun kini dijadikan sebagai museum dan monumen bersejarah di Purbalingga.
Namun, tak hanya itu, Purbalingga masih menyimpan banyak wisata sejarah lainnya. Berikut detikJateng rangkumkan lima diantaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nama lengkap dari museum ini adalah Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja. Lokasinya di pusat kota Purbalingga, tepatnya di kompleks Pendopo Dipokusumo dan lingkar Alun-alun Utara Kabupaten Purbalingga
Dikutip dari laman resminya, di sini pengunjung dapat menyaksikan ragam kebudayaan dan sejarah lokal Purbalingga. Koleksi yang ada Museum Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja diantaranya adalah: koleksi arkeologika perbengkelan gelang batu, koleksi memorabilia Prof. Dr. R. Soegarda Poerbakawatja dan koleksi Wayang Suket Mbah Gepuk yang sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional tahun 2020.
Museum ini buka pada hari Senin-Kamis mulai pukul 08.00-16.00 WIB, sedangkan untuk hari Jumat-Minggu pengunjung perlu reservasi terlebih dahulu. Masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya, alias gratis.
Museum Wayang dan Artefak terletak di Dusun II, Kutasari, Kec. Kutasari, Kabupaten Purbalingga. Menurut laman resmi Kapubaten Purbalingga, museum ini mengoleksi sedikitnya 22 jenis wayang kulit dan 12 jenis wayang golek. Tidak lupa juga dengan artefak benda-benda kuno yang ditemukan di daerah Purbalingga.
Museum ini merupakan bagian dari Sanggaluri Park Purbalingga, sehingga tiket masuknya sama dengan tiket masuk taman yaitu Rp18.000 untuk hari Senin-Jumat dan Rp23.000 untuk hari Sabtu dan Minggu. Sanggaluri Park dan Museum Wayang dan Artefak buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB.
Museum Uang ini terletak satu daerah dengan Sanggaluri Park dan Museum Wayang & Artefak. Tepatnya di Jalan Raya Kutasari-Tobo, Kutasari, Kec. Kutasari, Purbalingga.
Akses masuknya pun sama dengan Sanggaluri Park. Di dalam museum ini, terdapat berbagai jenis mata uang yang meliputi masa kerajaan-kerajaan di Nusantara hingga mata uang yang digunakan saat ini.
Tidak hanya itu, museum ini juga menampung koleksi mata uang dari berbagai negara di seluruh dunia. Diketahui bahwa Museum Uang Purbalingga menyimpan setidaknya mata uang dari 183 negara.
Monumen Jenderal Soedirman terletak di Jalan Raya Dukuh Rembang, Dusun III, Bantarbarang. Kec. Rembang, Purbalingga. Aksesnya pun mudah dari pusat Kabupaten Purbalingga.
Selain monumen, di area tersebut juga terdapat Museum Jenderal Soedirman yang dulunya merupakan tempat tinggalnya. Pengunjung dapat menjelajahi dan turut mengikuti perjalanan hidup Jenderal Soedirman dari mulai lahir, berperang, hingga meninggal dunia.
Dikutip dari detikNews, monumen yang berdiri di atas tanah seluas 3,5 hektare ini dibangun pada tahun 1976 dan diresmikan pada tahun 1977. Monumen ini buka setiap hari mulai pukul 07.00-17.00 WIB dengan harga tiket masuk berkisar antara Rp5.000.
Situs ini terletak di Dusun 5, Cipaku, Kecamatan Mrebet, Purbalingga. Situs ini pun telah dijadikan sebagai cagar budaya sejak tahun 2018 dan dilindungi oleh UU RI No. 11 Tahun 2010.
Dalam situs ini, terdapat batu besar berisi tulisan yang warga setempat menyebutnya sebagai Prasasti Cipaku. Tulisan tersebut hanya terdiri dari satu baris dengan aksara Pallawa.
Dikutip dari detiktravel, menurut peneliti asal UGM tulisan tersebut berbunyi “Indra Wardhana Wikrama Deva”. Lebih lanjut, menurut salah satu budayawan Purbalingga, Igo Saputra, ada dugaan tulisan di situs batu tulis Cipaku itu merupakan nama dari bangsawan kerajaan Tarumanegara yang berpusat di Jawa Barat.
Selain batu tulis di lokasi itu juga terdapat berbagai arca, dari arca dewa ganesha, arca dewi kwan im, arca dewa Krishna dan arca yang lainnya. Situs ini terbuka untuk dikunjungi masyarakat umum, aksesnya gratis dan tidak ada jam operasional tertentu. Namun, pengunjung diharapkan tetap menjaga etika dan tata tertib ketika di sini.
Demikian informasi mengenai 5 tempat wisata sejarah di Purbalingga. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Muthia Alya Rahmawati peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
source